Pages

Friday, July 27, 2012

Ayah Terhebat

Ada yang aneh rasanya seminggu ini. Ada yang lain. Ada yang hilang. Ada yang kosong.
Rumah tak lagi sehangat dulu, tak seriang dulu walau dihiasi canda tawa dan tangis dua bocah lucu penghibur itu.
Semua tak lagi sama. Walau kita mencoba menganggap ini biasa, tapi tidak. Ini jelas berbeda.
Saya, mama, bang reza, bang riskon, kak sarah, kak amel, yuki bahkan yasha yang masih 9 bulan pun pasti merasakan perbedaan itu, merasakan ada lubang besar yang menghinggapi hati kami semua, tak lagi utuh seperti sedia kala.

Sosok itu pergi, meninggalkan kami semua tepat di hari pertama bulan Ramadhan.
Tak ada firasat, tak ada pesan, tak ada tanda-tanda bahwa kami akan kehilangan sosok seorang pemimpin luar biasa itu. Semua benar-benar membuat kami terdiam, menangis, berusaha menerima walau jelas itu sulit setengah mati.

Dia ayah terhebat.
Dia tak pernah mengeluh walau sakit menderanya hingga ke seluruh organ tubuhnya.
Dia tak pernah ingin menyusahkan kami sedetik pun.
Dia tabah, sabar, begitu kuat hingga kami tak menyangka bahwa akhirnya ia menyerah pada penyakit itu, pada Kebesaran sang pencipta.
Dia bahkan masih mengingatkan saya untuk mengikuti psikotes di tengah sakit luar biasa yang dia rasakan.
Dia benar-benar hebat dan luar biasa, setidaknya bagi kami.

Ayah..
Begitu kami memanggilnya, sapaan yang terdengar begitu indah bagi kami dan tentunya bagi beliau.
Namun sekarang kami harus terbiasa menjalani hari-hari tanpanya.
Berat memang, tapi kami yakin ini yang terbaik baginya. Tak ada lagi sakit, tak perlu ada lagi alat-alat yang menempel pada tubuhnya.

Dia sosok yang tidak banyak omong, Namun begitu hangat dan perhatian pada keluarganya.
Dia memikul semua beban sendirian tanpa ingin kami tahu dengan alasan 'biarlah susahnya ayah sendiri yang merasakan, jangan kalian'. Mulia bukan?!
Dia masih terus bekerja demi kami bahkan disaat sakit mendera.
Kata orang ayah pebisnis ulung, seseorang yang berani mengambil langkah penting dengan berjuta resiko yang mengikutinya.
Ya, begitulah ayah.
Dia pernah menduduki posisi yang 'lumayan' di sebuah perusahaan dulu, namun dia memilih mundur dengan terhormat karena punya mimpi lain, karena bisnis adalah impiannya. 
Ya, ayahku memang berani dan kuat.
Sekali lagi, dia begitu luar biasa.

Dia begitu tulus, baik, pemaaf, walau keras kepalanya juga tak kalah hebat (well, saya mewarisi sifat beliau yang satu ini :D).
Begitu banyak orang yang kehilangan, begitu banyak yang terhentak dengan kepergiannya.
Beliau memang sosok yang memiliki banyak sahabat, teman dan relasi. Ayahku memang baik. :)

Seberapa panjang pun saya menulis tentang Ayah tak akan mampu mengalahkan rasa rindu teramat sangat yang saya rasakan akan sosoknya saat ini.
Dia begitu sempurna bagi saya.
Dia adalah panutan dan sosok idola untuk saya.
Dia ayah saya.

Sekarang hanya tinggal doa yang bisa saya berikan untuknya. Dengan harapan itu semua akan membahagiakannya disana, karena saya belum sempat memberikan apa-apa pada ayah, selain gelar sarjana yang saya tau dia sangat bangga akan itu.

Ayah, berbahagialah disana.
Semoga Allah SWT memberikan rumah dan keluarga yang lebih baik dari apa yang Ayah miliki di dunia fana ini.
Tenanglah, kami semua baik-baik saja. Semua pasti baik-baik saja.

Ayah, satu hal yang aku sesali, aku belum sempat mengucap kata maaf padamu.
Semoga sebelum aku mengucapkan kata itu, ayah sudah terlebih dahulu memaafkan aku.

Ayah, aku begitu mencintaimu. Kami begitu menyayangimu.
Ayah adalah ayah terhebat.


salam hangat,


-Your lil' girl-






2 komentar:

ade said...

I was really touched.You certainly are a wonderful daugther. I am sure your dad's blessed to have you as a daughter. Blessings! :*

indah fajarina said...

Nope. God bless me to have such a wonderful dad.
Yep, He really is! He is my super Dad! ;) :*

Post a Comment

welcome to my blog :)

Configure your calendar archive widget - Edit archive widget - Flat List - Newest first - Choose any Month/Year Format