Pages

Sunday, July 03, 2011

Hanya soal kimia? - Kicau kacau by Indra Herlambang

Ada satu bagian yang paling menarik waktu saya baca bukunya Indra Herlambang yang judulnya kicau kacau. Bagian ini membahas soal cinta, perselingkuhan dan alasan-alasan kenapa orang selingkuh. Kira-kira gini isinya :


Hanya Soal Kimia?


Kenapa sih orang selingkuh?


Saat saya lemparkan pertanyaan sederhana ini ke beberapa teman, jawaban mereka sungguh beragam. Ada yang melihatnya sebagai akibat dari kebosanan, mungkin pasangan yang ada saat ini tidak bisa lagi membuatnya merasa 'hidup' sehingga orang itu butuh 'dihidupkan' kembali oleh kehadiran cinta yang baru. Ada yang menggangap perselingkuhan sebagai bentuk ketamakan manusia yang tidak pernah bisa puas dengan apa yang sudah dia punya, dan selalu ada yang lebih dari sosok lain di depan mata. 
Masih banyak lagi penjelasan yang bisa digali soal alasan dibalik sebuah perselingkuhan. Namun satu pendapat yang ekstrem akhirnya saya dapatkan dari sebuah halaman dunia maya. 


Menurut artikel itu, perselingkuhan terjadi semata karena alasan biologi.


Tubuh manusia, seperti layaknya makhluk hidup lain, dibekali dengan begitu banyak instrumen dan sistem rumit yang pada akhirnya hanya memiliki satu tujuan : berkembang biak sehingga spesies kita dapat terus bertahan. kita tidak ditakdirkan untuk mencari kebahagiaan cinta sejati abadi, tapi untuk meneruskan keturunan. Cinta dan semua rasa yang timbul sebagai langkah awal menuju ke proses reproduksi tadi, hanyalah urusan biologi, Pancingan awal yang melancarkan jalan kita menuju kehamilan dan kehadiran manusia baru.
Cinta hanyalah perasaan yang muncul dari reaksi kimia beberapa hormon dalam tubuh. Rasa ketertarikan pada pasangan diatur oleh kelenjar. Jadi ketika kita tertarik pada seseorang, bisa dipastikan bahwa yang sedang bekerja bukan hanya perasaan dan pikiran, tapi juga hormon tertentu yang bisa memberikan rasa nyaman. :)

Pada intinya, sungguhlah benar apa yang selama ini dikatakan orang. Hubungan antara dua manusia membutuhkan reaksi kimia. Karenanya kita bisa dengan mudah menolak seseorang dengan alasan tidak ada chemistry. Dan sebaliknya, kita bisa dengan mudah pula tertarik setengah mati pada seseorang karena stimulus darinya bisa memancing rasa menyenangkan hasil reaksi hormon tubuh kita.
Sialnya, melingkarkan cincin di jari manis tidak akan menghentikan proses ini. Jadi walaupun sudah punya komitmen dengen seseorang yang dipilih, kalau ada orang lain yang bisa bikin ledakan hormon yang lebih dahsyat, kita mau tidak mau akan tertarik. Hal ini terjadi begitu saja, lagi-lagi, sebagai cara untuk membuat kita bisa memiliki keturuan sebanyak-banyaknya.


Penjelasan ini mungkin akan disambut suka cita dan riang gembira oleh mereka yang sedang berusaha untuk mencari pembenaran dari perselingkuhan yang sedang dilakukan. Kalau sampai tertangkap basah oleh pasangan, salahkan saja kinerja hormon kita. Salahkan saja gen yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar kita. Salahkan saja orang tua yang menurunkan gen itu pada kita. Salahkan saja wujud biologis kita yang memungkinkan semua hal itu untuk bisa terjadi. 
Tentu saja, kita bukan burung. Boleh saja  kita memberikan reaksi nyaman dari kehadiran orang-orang tertentu. Boleh saja hormon kita bergejolak memberi kenikmatan yang akhirnya mencandu. Tapi selalu ada AKAL dan PIKIRAN yang bisa menghentikan langkah kita. Manusia diberi kekuatan paling dahsyat di muka bumi, kekuatan untuk MEMILIH.


Buat saya, mengaitkan cinta dan perselingkuhan dengan kimia dan biologi sungguh brillian. Ini bisa memberikan jawaban yang lebih masuk akal dan ilmiah seputar satu hal yang sering dianggap abstrak dan mengawang. Namun jujur saja, saya sebenarnya lebih menyukai penjelasan yang tidak terlalu scientific. Saya justru agak menyesal saat membaca penjelasan panjang lebar soal kerja cairan dalam tubuh yang bisa mempengaruhi semua yang kita rasakan, termasuk untuk urusan cinta dan kasih sayang. Karena saya lebih suka definisi cinta yang absurd. Yang tidak eksak. Yang tidak mudah dijelaskan. Yang bisa membuat orang melakukan hal paling gila.

Saya sungguh tidak menyukai apalagi mendukung perselingkuhan. Percaya deh, sabagai salah satu orang yang pernah menjadi korban, saya tahu sekali seperti apa rasanya dikhianati. Tapi ketika hal itu memang harus terjadi, sepertinya tidak semudah itu untuk menghakimi. Siapa pun dengan alasan apapun seseorang akhirnya memilih untuk selingkuh, seharusnya sih punya alasan cukup kuat untuk mengambil pilihan yang bisa saja menyakiti hati banyak orang ini. Serahkan saja semuanya pada karma.


Yang pasti saya berharap, semoga nanti, saya bisa menemukan seseorang yang dapat tanpa henti memicu reaksi kimia luar biasa dalam diri saya, hingga saya tidak akan pernah butuh bantuan orang lain lagi untuk bisa meledakkan kembali semua rasa yang ada di dalam dada. 
Karena untuk hubungan percintaan, semoga angka favorit saya masih dua. Bukan tiga. :)




such a cool thought, right? semoga bermanfaat. :)

































0 komentar:

Post a Comment

welcome to my blog :)

Configure your calendar archive widget - Edit archive widget - Flat List - Newest first - Choose any Month/Year Format